
Evolusi yang terjadi di Kepulauan Galapagos ini diantaranya adalah evolusi Reptil (kadal hijau raksasa, biawak, dan kura-kura) dan burung finch. Perubahan pada biawak dikarenakan adanya perubahan tempat hidup. Biawak yang hidup di Galapagos umumnya dapat hidup dengan hanya memakan daun. Pada daerah aliran lava (pantai) tidak tersedia dedaunan, yang ada hanyalah ganggang laut. Sehingga biawak yang hidup di sana terpaksa memakan ganggang laut. Untuk mendapatkan makanannya, biawak harus bisa melawan ombak pantai yang besar dan menyelam ke dasar laut sehingga biawak memerlukan cakar untuk berpegangan pada licinnya bebatuan. Kebiasaan itulah,yang menyebabkan cakar pada biawak semakin memanjang dan kuat. Pada suatu saat biawak ini harus kembali ke darat (karena tidak mungkin bila terus berada di dalam air). Oleh karena itu biawak melindungi diri dengan cenderung menghitamkan kulitnya agar terhindar dari kerusakan sinar ultra violet. Begitu pun dengan kadal raksasa yang terdapat di Galapagos yang juga berkulit hitam kusam dan dapat melaut.
Hal ini sesuai dengan Teori Darwin. Dimana dikatakan bahwa seleksi alam merupakan adapatasi organisme suatu populasi terhadap lingkungannya, serta apa yang terbentuk dari interaksi anatara lingkungan dengan yang diwarisi organisme. Pada biawak, biawak beradaptasi dengan kondisi lingkungannya yang terbatas sumber makanannya. Maka biawak beradapatasi dengan lingkungannya berupa perubahan pada cakarnya agara dapat bertahan hidup.
Seekor biawak unik berwarna merah jambu yang muncul di kepulauan Galapagos bakal mengubah semula sejarah evolusi haiwan eksotik di pulau Pasifik itu. Dinamakan sebagai Rosada, spesies iguana itu dipercayai hilang semasa scientist Charles Darwin melawat Galapagos pada 1835. Penyelidik dalam laporannya kepada jurnal Proceedings National Academy of Sciences (PNAS) mendakwa, Rosada terpisah daripada kumpulan spesiesnya 5.7 juta tahun dahulu. Scientist menganggarkan kurang 100 dari ekor hewan itu yang masih hidup secara misteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar